Sabtu, 02 Januari 2010

guru atau pedagang

GURU ATAU PEDAGANG?
Kata guru sering kali kita dengar di setiap sisi kehidupan kita,bahkan sudah sangat akrab di telinga kita. Karena guru adalah orang yang mengajarkan sesuatu yang kita butuhkan dalam meniti kehiduipan kita nanti. Entah itu guru itu adialah orang tua kita, kawan kita, atau bahkan musuh kita.Yang penting orang itu memberikan kita ilmu untuk kita agar kita lebih tahu akan sesuatu.
Ada sesuatu yang menggelitik dalam pikiran ini jika ingat kata guru. Ketika peringatan hari Guru kemarin, sebagai rasa terima kasih yang tak bisa diganti apapun dan berapapun kepada jasa seorang guru,maka terciptalah lagu Hymne Guru sebagaimana yang telah kita hapal selama ini.
Pada bait terakhir "Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa", kata-kata terakhir itulah yang menjadikan guru sebagai orang yang sangat kita hormati dengan segala jasanya yang takkan terbalas dengan apapun, tapi sekarang kata-kata itu telah diganti kata-kata lain,kalau ngak salah "pencetak insani cendikia".Mungkin kalau kita melihat kata-kata tersebut sebagai bait -bait lagu biasa, itu merupakan suatu kemajuan dalam hal kreasi generasi sekarang. Namun, jika kita cermati, maka perubahan kata-kata itu sangat menyimpang dari arti sebelumnya. Guru, yang dulu dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,kini mulai dipertanyakan keikhlasannya. In bisa dilihat dari banyaknya guru yang berlomba-lomba untuk mendapatkan sertifikat workshop,seminar dan acara-acara yang berbau pelatihan tentang pendidikan sebanyak-banyaknya tapi tujuaannya bukan untuk diterapkan ke anak didik,hanya untuk "nilai sertifikasi"(semoga ini hanya pikiran saya saja). Padahal pemerintah memberikan begitu banyak tunjangan untuk menyejahterakan guru sesuai dengan kemampuannya.
Efeknya, jika kita bandingkan dengan jaman dulu,kondisi moral dan keilmuan siswa sekarang jauh lebih bobrok dibandingkan dulu, meski takdipungkiri banyakjuga kemajuan atau prestasi yang di raih di bidang pendidikan namun prestasi itu hanyalah berapa persen dibanding kerusakan moral yang terjadi pada para siswa saat ini.
Ternyata keikhlasan guru dalam mengajar sangat berpengaruh pada pembentukan pribadi siswa yang diajarnya. Semoga para guru sadar bahwa predikat guru yang mereka sandang saat ini bukan hanyalah suatu profesi pekerjaan yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan materi semata, tapi ada satu hal yang harus mereka ingat bahwa guru adalah pribadi yang dicontoh, ditaati dan dihormati karena besarnya tanggung jawab mereka terhadap pembentukan pribadi siswa didik mereka dan tanggung jawab kepada Tuhan akan apa yang mereka ajarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar